Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat bagi Ibu dan Janin

Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat bagi Ibu dan Janin
Credit: Freepik

Bagikan :


Kehadiran buah hati dalam keluarga tentu membawa kebahagiaan tersendiri. Tak heran jika banyak orang tua yang ingin segera menambah momongan setelah kelahiran anak pertama. Namun, jarak kehamilan yang terlalu dekat ternyata memiliki sejumlah risiko bagi ibu dan janin.

 

Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat bagi Ibu dan Janin

Jarak antara satu kehamilan dengan kehamilan berikutnya ternyata dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Bagi ibu yang melahirkan dengan kondisi caesar, tentu membutuhkan masa pemulihan lebih lama sebelum siap untuk menjalani kehamilan berikutnya. Selain itu, faktor lain seperti kesiapan mental dan finansial orang tua juga berpengaruh pada kesiapan kehamilan. Dari segi kesehatan ibu, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai jika jarak kehamilan terlalu dekat, antara lain:

1. Risiko mengalami kelahiran prematur

Ibu yang memiliki jarak kehamilan terlalu dekat berisiko mengalami kelahiran prematur. Hal ini disebabkan oleh kondisi ibu yang kelelahan dan stres fisik yang dialami akibat kehamilan sebelumnya. Akibatnya, risiko kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya meningkat.

2. Risiko berat badan bayi lahir rendah (BBLR)

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ibu yang hamil lagi setelah 6 bulan kelahiran memiliki risiko anak lahir dengan berat badan bayi yang rendah. Bayi dikatakan mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) jika berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi BBLR biasanya membutuhkan perawatan intensif untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.

3. Bayi tidak mendapat ASI eksklusif

Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga menyebabkan bayi tidak mendapat asupan ASI eksklusif. Padahal, ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi baru lahir. Ibu yang menyusui saat hamil kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah ASI, mudah lelah, dan tubuh terasa tidak nyaman. Kondisi ini menyebabkan si kecil tidak mendapatkan asupan ASI eksklusif yang optimal.

4. Bayi berisiko mengalami autis

Dilansir dari Mayo Clinic, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kehamilan dapat meningkatkan risiko autisme pada anak berikutnya. Risiko ini semakin meningkat jika kehamilan terjadi dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan dengan kehamilan sebelumnya.

Berapa Jarak Ideal antar Kehamilan?

Sejumlah pendapat mengungkapkan bahwa jarak antar kehamilan yang sehat bagi ibu dan bayi adalah minimal 18 bulan. Jarak ini bisa bertambah apabila ibu memiliki riwayat komplikasi kehamilan, pernah menjalani operasi caesar dan memiliki masalah kesehatan lainnya yang dapat memengaruhi kehamilan.

Menurut WHO, jarak kehamilan yang paling ideal adalah 3 tahun. Dengan jarak tersebut, ibu memiliki waktu untuk memberi ASI eksklusif pada anak yang lahir sebelumnya dan memiiki cukup waktu untuk pemulihan dari operasi caesar.

Selain itu, ibu juga dapat mempersiapkan tubuhnya untuk kembali menjalani kehamilan. Dengan persiapan gizi dan kondisi fisik yang lebih baik, maka kehamilan pada ibu pun akan berjalan lebih lancar.

Faktor Lain yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Menambah Anak

Selain mempertimbangkan jarak kehamilan, orang tua perlu memiliki sejumlah pertimbangan sebelum menentukan kapan akan menambah momongan. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan antara lain:

Kondisi finansial

Menambah anak berarti menambah kewajiban dan tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan anak. Dengan demikian, biaya hidup juga akan bertambah. Apabila kondisi keuangan belum memungkinkan untuk menambah anak, maka sebaiknya diskusikan kembali dengan pasangan mengenai rencana menambah anak.

Kesiapan mental orang tua

Anda mungkin merasa siap dengan kehadiran anak kedua setelah merawat anak pertama. Namun perlu diingat jika jarak kehamilan terlalu dekat, maka Anda kemungkinan akan sulit membagi tenaga dan perhatian antara anak pertama dengan si kecil. Jika Anda dan pasangan merasa belum mampu untuk berbagi tugas, maka tak perlu memaksakan diri untuk merencanakan kehamilan berikutnya.

Kehamilan yang terlalu dekat memiliki sejumlah risiko bagi ibu dan janin. Untuk mencegahnya, Anda bisa menggunakan alat kontrasepsi agar dapat mengatur jarak kehamilan dengan bijak. Bicarakan dengan dokter mengenai perencanaan kehamilan dan pilihan alat kontrasepsi yang sesuai untuk kondisi Anda dan pasangan.



Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 08:58